Media
berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Sumber pesan dalam pembelajaran adalah
guru, sedangkan penerima pesan adalah siswa atau peserta didik.
Menurut
Yuliani Nurani Sujiono Media adalah: ”segala sesuatu yang dapat dipakai atau
dimanfaatkan untuk merangsang daya pikir, perasaan, perhatian dan kemampuan
anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada anak” (2005-8.12). Pengertian media menurut Masitoh, dkk adalah:
”peralatan yang dapat mendukung anak secara komprehensip yang meliputi
perkembangan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, kreatifitas dan bahasa”
(2006:5.19). Sementara itu Badru Zaman
(2005:4.11) mendefinisikan media: “sebagai wahana dari pesan yang oleh sumber
pesan (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (anak)”.
Dari
beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan bentuk
perantara yang dapat digunakan dalam proses merangsang atau menstimulus perkembangan
fisik dan psikis dalam berbagai aspek, seperti: motorik, sosial, emosi,
kognitif, kreatifitas dan bahasa pada peserta didik. Agar mampu mendukung proses belajar dan
mengajar.
B. Peran Media dalam Bimbingan dan Konseling
Dalam dunia Bimbingan dan Konseling,
media mempunyai peran yang penting. Pengertian media dalam bimbingan konseling sebagai hal yang
digunakan menjadi perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor)
melaksanakan program BK. Namun dalam
perkembanganya MEDIA BK tidak sebatas untuk perantara atau pengantar ketika
guru BK (konselor) melaksanakan program BK tetapi memiliki makna yang lebih
luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam melaksanakan program BK
(Diklat profesi guru, PSG Rayon 15, 2008).
misalnya konselor ketika melaksanakan konseling individu memerlukan
ruang konseling, meja kursi, alat perekam/pencatat. Ketika konselor pada akhir
minggu/bulan/semester/tahun akan melaporkan kegiatan kepada Kepala Sekolah
memerlukan media. Setelah sudah selesai
masih memerlukan media lagi misalnya rak penyimpan data.
Ada beberapa jenis media dalam program BK yaitu
1.
Media untuk menyampaikan informasi
2.
Media sebagai alat ( pengumpul data dan penyimpan data)
3.
Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information
4.
Media sebagai Biblioterapi
5.
Media sebagai alat menyampaikan laporan
Berikut adalah beberapa contoh media:
1.
Media untuk menyampaikan informasi
Selebaran, leaflet, booklet, dan papan bimbingan
2.
Media sebagai alat ( pengumpul data dan penyimpan data)
Media Pengumpul data:
Angket, pedoman
wawancara, lembaran observasi berupa anekdo record, daftar cek, skala penilaian, daftar cek masalah, lembar isian pilihan teman
Media
penyimpan data:
kartu pribadi, buku pribadi, map, disket, folder, filing cabinet, almari,
rak dll
3.
Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information
Media auditif: radio, tape
Media visual: gambar, foto, tranparansi, lukisan, dll
Audio visual: film yang ada suaranya.
4.
Media sebagai Biblioterapi
Buku-buku, majalah,
komik (yang penting di dalamnya berisi cara-cra atau tips) misalnya cara beternak ayam, cara cepat membaca Alquran, cara mengatasi rendah diri (end so
on).
5.
Media sebagai alat menyampaikan laporan
Berupa laporan
kegiatan BK kepada atasan kita. Laporan bisa mingguan, bulanan, semesteran dan
tahunan.
Jenis media menurut ahli:
- Gagne, membuat 7 macam pengelompokan media yaitu: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini dikaitkan dengan kemampuan belajar menurut hirarki: pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih-ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
- Rudy Bretz, mengidentifikasi media menjadi tiga unsur: suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu: gambar, garis (line graphic), dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Bretz juga membedakan antara media siar (tellecomunication) dan media rekaman (recording), sehingga ada 8 klasifikasi media: 1) media audio visual gerak; 2) media audio visual diam; 3) media audio gerak; 4) media visual gerak; 5) media visual diam; 6) media semi gerak; 7) media audio; dan 8) media
- Briggs, lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari pada medianya sendiri. Ada 13 macam media, yaitu: obyek, model suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparasi, film rangkai, film bingkai, film, televisi, dan gambar.
Selain itu juga Media dalam bimbingan dan konseling
sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau pengantar ketika guru BK
(konselor) melaksanakan berbagai kegiatan BK, khususnya bimbingan klasikal.
Namun dalam perkembangannya MEDIA BK tidak sebatas untuk perantara atau
pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan
dan konseling, tetapi memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu
yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program BK.
Media bimbingan dan konseling dalam
penggunaannya harus relevan dengan tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini
mengandung makna bahwa penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling
harus melihat kepada tujuan penggunaannya dan memiliki nilai dalam
mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada siswa. Oleh karena itu
dengan penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi
untuk meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan dan konseling.
C. Media Yang Sedang Berkembang Di Masyaraka Dan
Dapat Dipergunakan Sebagai
Media
Bimbingan dan Konseling
Komputer merupakan salah satu
media yang sedang berkembang di masyarakat dan merupakan media yang dapat
dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Pelling (2002) menyatakan
bahwa penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa
dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan
karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa
akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan
pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.
ü Manfaat penggunaan komputer (internet) adalah:
1. Pemanfaatan internet untuk survei, studi eksplorasi, mencari data,
informasi atau dokumen elektronik yang berharga, dll.
2. Pemakaian email dan messaging dengan memperhatikan etika.
3. Publikasi pengumuman, makalah, materi ajar, program aplikasi
gratis, data, dll. yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat luas pada situs web
(website).
4. Penyelenggaraan kompetisi ilmiah, seni, ketangkasan secara on line
yang bernilai positif bagi masyarakat luas.
Data atau informasi yang didapat melalui internet adalah data-data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh semua orang di muka bumi. Sehingga kecil kemungkinan jika data yang dimasukkan berupa data-data sampah.
Sampsons (2000) mengungkapkan bahwa fasilitas di internet dapat dapat dipergunakan untuk melakukan testing bagi siswa. Tentu saja hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa.
Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling
akan memiliki beberapa keuntungan seperti yang dinyatakan oleh Baggerly sebagai
berikut:
1. Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan
memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
2. Akan meningkatkan kunjungan
ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;
3. Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap
materi yang diberikan;
4. Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
5. Tidak akan menimbulkan kebosanan;
6. Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui
website; dan
7. Terdapat pengaturan yang baik
Selain itu ada pula E-Learning, Media E-learning, adalah metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet, tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik, otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital), dan adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar.
Manfaat dari E-learning adalah:
1. Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility).
2. Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan
guru atau instruktur (interactivity enhancement).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global
audience).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities).
0 komentar:
Posting Komentar